Kata - kata bijak dari sinetron kolosal TUTURTINULAR
Salam sejahtera bagi kita semua.
Halo teman - teman masih ingatkah anda sinetron mega klasik tuturtinular?
Tentunya masih ingat dunk anak -anak, ramaja bahkan sampai yang tua yang hidup di era 90 an. Sinetron ini sangat di gandrungi halayak ramai pada zamannya bahkan sampai sekarang bro yang dirilis ulang panda tahun 2018. Yuk kita simak kata - kata bijaknya, me nar ik banget......
Nasib akan menolong kita satu kali tapi siasat akan menolong kita beribu - ribu kalian.
(Jendral kausing)
Setiap perjalanan akan sampai ke tempat tujuan.
(Banyak kapuk)
Keadilan dan kebenaran selalu ditentukan oleh kepentingan kelompok.
(Lembu sora)
Keadaan yang membuat manusia kejam dan hilang kendali.
(Sakawuni)
Setiap rasa takut yang kita miliki akan men am bah keberingasan musuh kita.
(Mpu Ranubaya)
Seperti rezeki, jodoh pun diatur oleh sang pencipta nasi.
(Tabib Wong)
Nasib seperti air laut, tidak akan terus menerus pasang dan tidak akan terus menerus surut. Semua yang ada di bumi akan mengikuti cakra do'anya.
(Sakawuni)
Semakin lama dan tau ingatan manusia semakin lemah dan pikun tapi tulisan abadi.
(Tabib Wong)
Di dunia ini hanya ada dua kemungkinan, berhasil atau gagal.
Jangan takut menghadapi kehidupan di dunia init.
(Tabib Wong)
Orang yang baik hanya menginginkan sesuatu sesuai kemampuannya.
(Arya Kamandanu)
Berkacalah pada air telaga karena air telaga lebih jujur dari hati kita.
(Arya Dwipangga)
Jangan coba - coba menggapai bintang kalau kemampuan kita hanya setinggi ping gang.
(Arya Dwipangga)
Anak yang pintar harus kejam pada dirinya sendiri, bukan anak yang cengeng dan banyak alasan.
(Arya Kamandanu)
Kebenaran dihasilkan dari nalar yang jernih.
(Arya Kamandanu)
Pengabdian yang dipaksakan biasanya berubah menjadi ketidaksetiaan.
(Patih Nambi)
Nasib itu adalah cakra kehidupan itu sendiri.
(Arya Kamandanu)
Siapa menabur benih dia akan menuai buah,
Siapa menabur kejahatan dia akan menuai malapetaka,
Siapa menabur fitnah dia akan menuai malapetaka.
(Mpu Hanggareksa)
Sesuatu yang tiba - tiba muncul pasti sebuah rekayasa.
(Arya Kamandanu)
Terkadang kerinduan melanggar batas kepantasan.
(Tribuana Tunggadewi)
Menghadapi pembohong lebih sulit daripada menghadapi kesatria yang sakti mandraguna sekalipun,
menghadapi keris yang bengkok lebih mudah daripada menghadapi mulut yang bengkok.
(Mpu Wirot)
Dendam adalah kotoran hati yang bisa mempengaruhi akal waras manusia untuk berbuat buruk.
(Tabib Wong)
Jangan mendengarkan hanya dari satu telinga karena itu akan membuat kita timpang.
(Ratu Tribuaneswari)
Jangan terlalu mengukur orang dari masa lalunya itu tidak baik.
(Prabu Jayanegara)
Orang yang setia saja yang akan harum namanya.
(Arya Kamandanu)
Jangan menangisi satu kemungkingan karena kemungkinan yang lain bisa terjadi.
(Gusti Ratu Padma Dewi)
Keadilan tidak pernah akan pernah ada jika suatu negeri dikangkangi oleh orang yang serakah atas kekuasaan dan kedengkian.
(Arya Kamandanu)
Sang pencipta tidak pernah keliru.
(Mpu Wahana)
Kebenaran sifatnya sangat pribadi, benar bagi tuan belum tentu bagi orang lain.
(Gajah Mada)
Hanya orang yang suka mendengarkan dari kedua telinga yang akan men jai orang besar.
(Arya Kamandanu)
Kata bisa merubah wajah duna,
Kata bisa mengobarkan perang,
Kata lebih tajam daripada pedang.
(Arya Kamandanu)
Hewan dan manusia berbeda,
Hewan menyelesaikan masalahnya dengan cakarnya dan manusia menyelesaikan masalahnya dengan mulutnya karena manusia dianugrahi akal dan kata.
(Tabib Wong)
Hanya orang yang tidak punya pendirian yang bisa bingung.
(Mein Shin)
Perencanaan yang terburu - buru hasilnya tidak akan pernah baik.
(Mpu Wahana)
Kalau ingin menjadi pedekar atau orang hebat kita harus meniru ilmunya, paling tidak mempelajarinya.
(Arya Kamandanu)
Kalau bicara tentang siasat lawan bisa menjadi kawan yang baik untuk tujuan tertentu.
(Ra Kuti)
Sikap prajurit kepada negerinya laksana air laut dengan asinnya.
(Walikadep)
Ada kekuatan lain dibalik nasib manusia yaitu sang pencipta alam semesta.
(Paman dari Ra Kuti)
Hanya cinta yang tidak pernah habis untuk diceritakan.
(Arya Dwipangga)
Semua pertarungan pasti ada sebab akibatnya.
(Ranggalawe)
Cukup sekian dulu ya sobbb
Bersambung.........
Penulis
(Mawardi)
Salam sejahtera bagi kita semua.
Halo teman - teman masih ingatkah anda sinetron mega klasik tuturtinular?
Tentunya masih ingat dunk anak -anak, ramaja bahkan sampai yang tua yang hidup di era 90 an. Sinetron ini sangat di gandrungi halayak ramai pada zamannya bahkan sampai sekarang bro yang dirilis ulang panda tahun 2018. Yuk kita simak kata - kata bijaknya, me nar ik banget......
Nasib akan menolong kita satu kali tapi siasat akan menolong kita beribu - ribu kalian.
(Jendral kausing)
Setiap perjalanan akan sampai ke tempat tujuan.
(Banyak kapuk)
Keadilan dan kebenaran selalu ditentukan oleh kepentingan kelompok.
(Lembu sora)
Keadaan yang membuat manusia kejam dan hilang kendali.
(Sakawuni)
Setiap rasa takut yang kita miliki akan men am bah keberingasan musuh kita.
(Mpu Ranubaya)
Seperti rezeki, jodoh pun diatur oleh sang pencipta nasi.
(Tabib Wong)
Nasib seperti air laut, tidak akan terus menerus pasang dan tidak akan terus menerus surut. Semua yang ada di bumi akan mengikuti cakra do'anya.
(Sakawuni)
Semakin lama dan tau ingatan manusia semakin lemah dan pikun tapi tulisan abadi.
(Tabib Wong)
Di dunia ini hanya ada dua kemungkinan, berhasil atau gagal.
Jangan takut menghadapi kehidupan di dunia init.
(Tabib Wong)
Orang yang baik hanya menginginkan sesuatu sesuai kemampuannya.
(Arya Kamandanu)
Berkacalah pada air telaga karena air telaga lebih jujur dari hati kita.
(Arya Dwipangga)
Jangan coba - coba menggapai bintang kalau kemampuan kita hanya setinggi ping gang.
(Arya Dwipangga)
Anak yang pintar harus kejam pada dirinya sendiri, bukan anak yang cengeng dan banyak alasan.
(Arya Kamandanu)
Kebenaran dihasilkan dari nalar yang jernih.
(Arya Kamandanu)
Pengabdian yang dipaksakan biasanya berubah menjadi ketidaksetiaan.
(Patih Nambi)
Nasib itu adalah cakra kehidupan itu sendiri.
(Arya Kamandanu)
Siapa menabur benih dia akan menuai buah,
Siapa menabur kejahatan dia akan menuai malapetaka,
Siapa menabur fitnah dia akan menuai malapetaka.
(Mpu Hanggareksa)
Sesuatu yang tiba - tiba muncul pasti sebuah rekayasa.
(Arya Kamandanu)
Terkadang kerinduan melanggar batas kepantasan.
(Tribuana Tunggadewi)
Menghadapi pembohong lebih sulit daripada menghadapi kesatria yang sakti mandraguna sekalipun,
menghadapi keris yang bengkok lebih mudah daripada menghadapi mulut yang bengkok.
(Mpu Wirot)
Dendam adalah kotoran hati yang bisa mempengaruhi akal waras manusia untuk berbuat buruk.
(Tabib Wong)
Jangan mendengarkan hanya dari satu telinga karena itu akan membuat kita timpang.
(Ratu Tribuaneswari)
Jangan terlalu mengukur orang dari masa lalunya itu tidak baik.
(Prabu Jayanegara)
Orang yang setia saja yang akan harum namanya.
(Arya Kamandanu)
Jangan menangisi satu kemungkingan karena kemungkinan yang lain bisa terjadi.
(Gusti Ratu Padma Dewi)
Keadilan tidak pernah akan pernah ada jika suatu negeri dikangkangi oleh orang yang serakah atas kekuasaan dan kedengkian.
(Arya Kamandanu)
Sang pencipta tidak pernah keliru.
(Mpu Wahana)
Kebenaran sifatnya sangat pribadi, benar bagi tuan belum tentu bagi orang lain.
(Gajah Mada)
Hanya orang yang suka mendengarkan dari kedua telinga yang akan men jai orang besar.
(Arya Kamandanu)
Kata bisa merubah wajah duna,
Kata bisa mengobarkan perang,
Kata lebih tajam daripada pedang.
(Arya Kamandanu)
Hewan dan manusia berbeda,
Hewan menyelesaikan masalahnya dengan cakarnya dan manusia menyelesaikan masalahnya dengan mulutnya karena manusia dianugrahi akal dan kata.
(Tabib Wong)
Hanya orang yang tidak punya pendirian yang bisa bingung.
(Mein Shin)
Perencanaan yang terburu - buru hasilnya tidak akan pernah baik.
(Mpu Wahana)
Kalau ingin menjadi pedekar atau orang hebat kita harus meniru ilmunya, paling tidak mempelajarinya.
(Arya Kamandanu)
Kalau bicara tentang siasat lawan bisa menjadi kawan yang baik untuk tujuan tertentu.
(Ra Kuti)
Sikap prajurit kepada negerinya laksana air laut dengan asinnya.
(Walikadep)
Ada kekuatan lain dibalik nasib manusia yaitu sang pencipta alam semesta.
(Paman dari Ra Kuti)
Hanya cinta yang tidak pernah habis untuk diceritakan.
(Arya Dwipangga)
Semua pertarungan pasti ada sebab akibatnya.
(Ranggalawe)
Cukup sekian dulu ya sobbb
Bersambung.........
Penulis
(Mawardi)
Comments
Post a Comment