Di saat mulut tidak bisa berkata-kata, air mata adalah jawabannya. Mencari pendamping tidaklah mudah, apalagi kita hanya didorong dengan ego semata ataupun paksaan dari benak lain selain dari diri kita sendiri atau yang bersangkutan. Pikirkanlah terlebih dahulu sebelum kamu melangkah ke dalam lubang yang menyengsarakan hidupmu. Di saat kita mau menikahi orang yang belum kita kenal maka hati kita akan bertanya-tanya kepada hati kita sendiri. Apakah langkah yang kita ambil sudah benar atau malah sebaliknya?
Cinta bisa dibangun, tetapi perasaan sulit diluruskan. Ada seorang teman saya katakanlah namanya Mamat. Suatu ketika Mamat punya keinginan menikah dan disaat itu dia menemukan perempuan katakanlah namanya Mimin. Pada waktu itu Mamat tidak mengenal wanita itu (Mimin) walaupun hanya lain RT, tetapi Mamat memberanikan diri untuk menikah, lalu Mamat datang kepada tokoh masyarakat di daerah perempuan tersebut bahwasannya Mamat suka kepada si mimin. Dan pada saat itu tokoh masyarakat itu menanyakan kepada Mimin bahwa ada seorang laki-laki yang mau malamarnya dan Mimin mau untuk dilamar dan menikah. Suatu ketika tokoh masyarakat tersebut mengabarkan kepada Mamat bahwasanya Mimin mau untuk dilamar dan menikah dengan mamat. Pada suatu hari setelah mereka menikah dan pernikahan itu berlalu ada ketidak harmonisan yang tidak disangka-sangka, padahal wanita itu sudah mengandung anaknya. Keharmonisan dan keselarasan tidak terjalin dengan yang mereka harapkan. Mungkin hanya waktu yang bisa menjawab keharmonisan mereka berdua. Jangan salah memilih pasangan jika tidak akan fatal akibatnya. Wanita yang tidak selaras dengan kita sulit di mengerti. Saling mengerti satu sama lain itu perlu sebelum kita menikah.
Untuk temanku mudah-mudahan ALLAH memberi keharmonisan kepada anda berdua.
Penulis
Mawardi
Comments
Post a Comment