Di atas langit masih ada langit. Itu ujar-ujar lama yang pernah saya dengar bahwasannya sepandai-pandainya manusia, sekuat-kuatnya manusia, sehebat apapun manusia tidak akan pernah bisa mengalahkan kekuatan Tuhan yang maha kuasa. Ungkapan tersebut seakan menegaskan bahwa siapapun kita, sehebat apapun kita, masih masih ada yang lebih hebat dari kita yaitu Tuhan yang maha kuasa. Juga untuk menegaskan bahwa kita tidak ada yang patut disombongkan dari segala yang telah kita miliki maupun yang telah kita raih. Bahkan ketika usaha kita untuk melakukannya seakan begitu hebatnya, namun masih ada orang lain yang lebih baik dari apa yang kita lakukan. Kekecewaan pun terkadang menghampiri. Saat itu pula, ketika kita tahu bahwa seseorang lebih baik dari kita, bahkan dalam hal yang paling kita senangi sekalipun, ada rasa iri yang timbul seketika. Sedikit demi sedikit kita sadar bahwa segala yang telah kita lakukan belum cukup atau bisa dikatakan perjuangan yang belum sempurna. Ingatlah kalian semua bahwa Tuhan menciptakan manusia tidak ada yang sempurna, karena kesempurnaan milik Tuhan yang maha kuasa, hanya saja kita diperintahkan menjadi baik sebelumnya. Rendah hati lah dan berbuat baik kalian semua kepada sesamamu, karena nasib tidak selalu pasti seperti biasanya. Emm... Jangan mudah senang di saat menemukan kemudahan, karena ada kesulitan di balik pesonanya. Hidup tidak selalu sempurna, tidak selalu mendapat yang kita suka, tetapi mensyukuri semua yang sudah ada membuat kita bahagia. Belajarlah bijak di dalam hidup, karena hidup tidak selalu indah seperti yang kita inginkan tidak selalu buruk seperti yang kita pikirkan. Sahabat.......
Besi itu kuat, tetapi api mampu meleburkannya.
Api itu kuat, tetapi air mampu memadamkannya.
Air itu kuat, tetapi awan mampu menyerapnya.
Awan itu kuat, tetapi angin mampu menolaknya.
Angin itu kuat, tetapi bukit mampu menghalanginya.
Bukit itu kuat, tetapi manusia mampu menghancurkannya.
Manusia itu kuat, tetapi nafsu mampu menundukkannya.
Nafsu itu kuat, tetapi iman mampu mengalahkannya.
Sahabat yang berbahagia dari analisa tulisan di atas saya ingat kata-kata dosen saya dulu waktu masih di bangku kuliah. Beliau punya nama Budi Sasongko, dia mengajar mata kuliah manajemen resiko. Dia berkata : Ajine Rogo Soko Busono, Ajine Diri Soko Lati. Artinya badan ini dihargai dari penampilannya dan diri kita dihargai dari ucapannya. Entah darimana dia menemukan kata-kata itu yang pasti kata-kata itu bisa dibuat pegangan hidup agar kita selalu hati-hati dan mawas diri. Baiklah sahabat sampai jumpa di karya tulisku berikutnya.
Salam sejahtera.
Penulis
Mawardi
Comments
Post a Comment