Kisah Seorang Penambang Pasir Sungai Kalitakir

Kerasnya kehidupan membuat manusia saling berkompetisi untuk mencari sesuap nasi. Berbagi macam cara dilakukan dengan pekerjaan yang berbeda-beda salah-satunya menjadi penambang pasir di sungai yang dilakukan oleh pria paruh baya yang bernama pak Hose dan dibantu oleh keponakannya Moh. Fikri di sungai kalitakir yang berada di Dusun Darungan RT 02 RW 01 Desa Tegalharjo kecamatan Glenmore kabupaten Banyuwangi. 

Tidak ada manusia yang ingin hidupnya menderita, semua ingin menjadi orang berkecukupan dan mempunyai pekerjaan yang bagus, semua ingin menjadi pemenang agar mendapat kesenangan, tetapi apa mau dikata nasib sudah berkata lain. Seorang penambang pasir ini tidak pernah putus asa untuk menambang pasir demi mencukupi kebutuhan keluarganya, walaupun pekerjaan itu tidak mudah dan cukup melelahkan. Sedikit demi sedikit pasir di sungai itu dikumpulkan dengan alat yang dinamakan sekrup ke tepi sungai dan di timbun. Setelah ditimbun, pasir dimasukkan ke dalam karung lalu dibawa dengan cara menggunakan arco/kereta jalan. Proses ini tidak mudah dilalui, butuh konsentrasi tinggi untuk sampai ke tempat penimbunan pasir ke 2. Karena proses ini melewati tempat aliran air terjun buatan yang bernama Canal atau dam, proses pengangkutan pasir ke tempat penimbunan ke 2 harus sangat hati-hati. Jika tidak, maka bisa terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Sungguh sulit proses menambang pasir yang dilakukan oleh pak Hose ini. Dari tempat penimbunan 1, pasir diangkut dengan arco ke tempat penimbunan 2. Setelah sampai di bawah penimbunan 2, pasir diangkat ke atas dengan tenaga ekstra dan penuh hati-hati, jika tidak bisa terpeleset.

Setelah pasir berada di tempat penimbunan ke 2, pasir akan diangkut ke tempat penimbunan ke 3 melalui jalan tanjakan.

Inilah proses pengangkutan pasir melalui jalan tanjakan sampai ketempat penimbunan pasir terakhir.

Penimbunan pasir terakhir

Keringat bercucuran di badan, rasa lelah tidak terbantahkan demi mendapatkan lembaran kertas yang bernama rupiah. Terik matahari menjadi tantangan dan air sungai yang dingin, untuk mendapatkan butiran pasir yang menjadi pendapatan. Dengan proses menambang pasir yang cukup melelahkan, harga pasir itu tidak mematok harga dengan mahal.
1 bak pick up                 Rp 100.000,
1 bak col diesel              Rp 350.000,
1 bak L 300                     Rp 130.000,
1 bak mobil grandong  Rp 200.000,

Kalau dibandingkan dengan proses kerjanya harga di atas tidak mahal, malah tergolong murah. Bermacam-macam orang mencari nafkah. Dari pengusaha sampai penambang pasir. Itu semua tujuannya hanya satu tujuan yaitu memenuhi kebutuhan. Jangan putus asa apapun pekerjaan anda, itu semua memberikan pengalaman dan renungan kepada kita untuk menjadi lebih baik lagi kedepannya dan membawa manfaat, barokah untuk kita dan keluarga. Semoga kita semua diberi kesehatan oleh Allah SWT Tuhan yang maha kuasa. Karena kunci rezeki adalah kesehatan, jika kita sakit tidak bisa mencari rezeki.
Salam sehat selalu, semoga sejahtera.

Penulis
Mawardi